APERSEPSI
Demokrasi memiliki banyak pengertian. Diantara
pengertian tersebut adalah suatu gagasan atau pandangan yang mengutamakan
persamaan hak dan kewajiban, serta perlakuan yang sama bagi semua warga
masyarakat/negara. Selain itu, dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan
demokrasi adalah sistem (pemerintahan) yang menggambarkan kekuasaan tertinggi
ada di tangan rakyat. Secara mendasar Islam memandang manusia setara dan tidak mengistimewakan kelompok-kelompok tertentu. "Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu semua di hadapan Allah adalah orang-orang yang bertaqwa." Demikian Allah berfirman dalam al-Qur'an. "Tidak ada kelebihan atas orang Arab dengan non-Arab ('ajam)." Kata Rasulullah Saw.
Musyawarah (syura) dalam hal ini merupakan salah satu wujud penting dari ide demokrasi. Dalam kegiatan-kegiatan musyawarah biasanya akan tercermin persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama antara sesama peserta musyawarah. Selain itu kegiatan musyawarah biasanya memperjuangkan kepentingan banyak orang (masyarakat).
Musyawarah (syura) dalam hal ini merupakan salah satu wujud penting dari ide demokrasi. Dalam kegiatan-kegiatan musyawarah biasanya akan tercermin persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama antara sesama peserta musyawarah. Selain itu kegiatan musyawarah biasanya memperjuangkan kepentingan banyak orang (masyarakat).
PENDALAMAN
MATERI
A. Perintah Berlaku Lemah Lembut Kepada
Sesama dan Bermusyawarah: QS. Ali Imran [3]: 159
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku
lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya. (QS. Ali Imran [3]: 159)
Isi
Kandungan QS. Ali Imran [3]: 159
Sikap lemah lembut yang dimiliki oleh
Rasulullah merupakan rahmat. Ada sifat belas kasih, cinta serta kasih sayang
pada diri Rasul. Sifat-sifat tersebut sangat memengaruhi beliau dalam memimpin.
Dengan sifat-sifat tersebut, beliau memimpin umatnya dengan bijaksana dan penuh
cinta serta kasih sayang. Sifat lemah lembut semacam ini harus kita teladani.
Rasul adalah seorang pemimpin. Seorang
pemimpin hendaknya tidak berbuat kasar serta tidak berkeras hati. Apabila
seorang pemimpin bersikap keras dan berhati kasar, orang-orang yang dipimpinnya
menjadi enggan dan akan menjauh. Hendaknya seorang pemimpin dapat menjadi
pelindung, orang tua, teman dan sahabat bagi orang-orang yang dipimpinnya.
Oleh karena itu, (adakalanya) seorang
pemimpin harus memiliki sifat pemaaf. Bahkan pada saat-saat tertentu seorang
pemimpin perlu memohonkan ampun (kepada Allah) atas orang-orang yang pernah
melakukan kesalahan. Demikian barangkali sifat seorang pemimpin yang bijaksana.
Hanya itu saja? Tidak! Seorang pemimpin
juga perlu mengajak orang-orang/anggota masyarakat untuk bermusyawarah, Allah
SWT memerintahkan kepada Rasulullah untuk mengajak umatnya bermusyawarah dalam
memutuskan suatu permasalahan. Musyawarah merupakan bagian dari kepemimpinan.
Dalam hal apa Rasulullah bermusyawarah? Dalam urusan aqidah, akhlak dan ibadah,
Rasulullah tidak bermusyawarah. Rasulullah memimpin dan semua wajib tunduk,
sebab aqidah, akhlak dan ibadah merupakan ketentuan yang rinci dari Allah SWT.
Rasulullah SAW bermusyawarah dengan sahabatnya dalam muamalah duniawiyah
(urusan dunia), misalnya bertani, hubungan antar manusia dan lain sebagainya.
B. Putuskanlah Urusan Dengan Musyawarah: QS.
Asy-Syura [42]: 38
Artinya: Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami
berikan kepada mereka. (QS. Asy-Syura [42]: 38)
Isi
Kandungan QS. Asy-Syura [42]: 38
Allah
SWT memerintahkan kepada manusia supaya melaksanakan musyawarah. Segala
permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan bersama, kita diperintahkan
untuk bermusyawarah. Musyawarah untuk mencapai mufakat dan mencari jalan jalan terbaik
agar dapat keluar dari masalah. Hal lain yang perlu diperhatikan, perintah
untuk bermusyawarah ini sejajar dengan perintah melaksanakan shalat serta
menginfakkan sebagian rezeki yang dikaruniakan Allah. Sebagian ahli tafsir
memaknai, bahwa pentingnya bermusyawarah itu sejajar dengan perintah shalat dan
menginfakkan harta benda (zakat/shadaqoh). Dengan demikian musyawarah harus
kita junjung tinggi. Demikian pentingnya musyawarah dalam Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar